Kementerian Komdigi dan Google Cloud kolaborasi cetak 100 startup AI
By Mochamad Azhar
Lewat program akselerator baru dari Google Cloud, Indonesia menargetkan lahirnya 100 startup yang fokus pada kecerdasan artifisial (AI) dalam lima tahun ke depan.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid (tengah) bersama Google Cloud Country Director, Indonesia, Fanly Tanto (kiri) dan Country Director, Google Indonesia, Veronica Utami (kanan) meluncurkan program akselerator baru untuk startup yang bergerak di sektor AI. Foto: Google Cloud
Pada acara Google Cloud Summit di Jakarta, 22 Mei lalu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bersama Google Cloud mengumumkan kerja sama program akselerator baru bagi startup yang berbasis di Indonesia untuk meningkatkan kapabilitasnya dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Inisiatif ini dinamakan “Google for Startups Accelerator Southeast Asia: Indonesia, AI-Focused”, sebuah program yang menandai langkah strategis Indonesia dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi digital berbasis AI, khususnya melalui sektor startup.
Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan, upaya ini sejalan dengan visi Indonesia emas 2045 dari pemerintah, di mana teknologi – terutama AI – diharapkan dapat mendorong kemajuan ekonomi yang merata dan berkelanjutan.
“Program kemitraan 'Indonesia, AI-Focused' dirancang untuk memberdayakan perusahaan rintisan di Indonesia, yang memungkinkan mereka mendapatkan akses ke teknologi dan pelatihan kelas dunia, sehingga memungkinkan mereka untuk menciptakan inovasi berbasis AI yang bermakna,” kata Meutya.
Berdasarkan keterangan pers dari Google Cloud, program berdurasi tiga bulan ini menawarkan kredit Google Cloud senilai hingga US$350.000 atau setara Rp5,67 miliar bagi startup yang menyelesaikan program, akses penuh ke ekosistem teknologi AI Google Cloud, termasuk AI generatif dan agentic AI.
Peserta juga akan mendapatkan kesempatan pelatihan dan lokakarya eksklusif di Digital Innovation Hub Komdigi, dan Demo Day eksklusif, di mana para startup dapat mempresentasikan produk AI mereka kepada calon investor dan pemangku kepentingan strategis.
Pendaftaran gelombang pertama telah dibuka untuk 20 startup terpilih dan akan dimulai pada September 2025.
Berlangganan bulletin GovInsider di sini.
Membidik 100 startup AI hingga unicorn
Country Director Google Cloud Indonesia, Fanly Tanto, mengatakan bahwa program "Indonesia, AI-Focused" membidik pengembangan 100 startup AI dalam lima tahun ke depan, memberikan mereka pengalaman dengan teknologi terbaik sekaligus memberdayakan mereka untuk menciptakan dampak nyata.
“Jika startup lokal dan usaha kecil secara efektif menggunakan layanan platform Google Cloud, termasuk analitik data dan AI, mereka dapat memperoleh nilai ekonomi sebesar Rp990 triliun (US$61 miliar) pada tahun 2030,” katanya.
Fanly menyoroti bahwa selama satu dekade terakhir, Google telah menjadi mitra penting bagi ekosistem startup nasional. Dari total peserta regional program akselerator Google di Asia Tenggara, lebih dari seperempat berasal dari Indonesia.
Alumni program sebelumnya termasuk nama-nama besar seperti Gojek, NOICE, Kata.ai, dan Aruna—startup yang kini menjadi tulang punggung ekonomi digital Tanah Air.
Kepala Ekosistem Startup Asia Tenggara, Google Cloud, Thye Yeow Bok, menargetkan lulusan program ini untuk tidak hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga bagian dari jaringan global alumni Google for Startups Accelerator yang telah membina lebih dari 1.500 startup di seluruh dunia.
“Kami berharap [alumni program] dapat berperan dalam membina gelombang startup dan unicorn AI yang menjanjikan di Indonesia.”
Menjadikan Indonesia pusat inovasi AI regional
Dalam pidato sambutannya, Menteri Komdigi menegaskan komitmen pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi AI di kawasan Asia Tenggara lewat kerja sama yang terbuka dan strategis dengan berbagai pihak.
"Kami membuka pintu dengan semua mitra strategis, baik lokal maupun global dengan berlandaskan pada prinsip kesetaraan dan profesionalisme untuk mempercepat transformasi digital yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Meutya.
Pemerintah Indonesia mendukung penuh inovasi AI bagi sektor-sektor utama seperti pendidikan, kesehatan, keuangan, pertanian, kota pintar, kelestarian lingkungan, dan layanan sosial.
Secara khusus, Meutya mengapresiasi investasi Google dalam pengembangan pusat data untuk mendukung ekosistem AI nasional dengan estimasi mencapai Rp1.400 triliun atau sekitar US$88 miliar dalam lima tahun ke depan.
Meutya juga menegaskan pentingnya pengembangan AI yang berpihak pada kepentingan nasional dan melindungi kelompok rentan, melalui berbagai kebijakan seperti Surat Edaran tentang Etika AI, PP TUNAS, serta Peta Jalan AI untuk Indonesia yang saat ini sedang dikerjakan.
Indonesia juga telah menetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang AI guna memastikan bahwa talenta digital nasional memiliki sensitivitas terhadap isu-isu etis seperti bias algoritmik dan pelindungan privasi data.
"Dengan ekosistem kolaboratif yang berpijak pada regulasi yang kuat, talenta unggul, dan teknologi canggih, Indonesia memiliki fondasi yang kokoh untuk menjadi pusat inovasi AI di Asia Tenggara," dia menambahkan.